BPJS Mengalami Defisit , Berikut Penjelasan dari Direktur Utama BPJS Kesehatan

BPJS Mengalami Defisit Berikut Penjelasan dari Direktur Utama BPJS Kesehatan

POKERKU.co – BPJS merupakan Singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang diprakasai oleh Presiden Joko Widodo. Beberapa hari ini banyak terjadi pro dan kontra dalam Masalah ini.

Dimana pihak BPJS mengklaim bahwa kerugian besar akan terjadi apabila Presiden Joko Widodo tidak menentukan arah yang benar untuk kedepannya. Menurut Penuturan Direktur BPJS , Prof.Dr.dr. Fachmi Idris M.kes BPJS bisa mengalami kerugian hingga 16,5 Triliun.

Menurutnya kondisi keuangan BPJS kesehatan yang sekarang akan terus mengalami penurunan yang signifikan , dan bisa berakhir dengan Kerugian yang cukup Fantastis.

Hal tersebut tidak terlepas dari Iuran BPJS yang dinilai sangat tidak tepat sasaran.

“Jadi kalau kita ngomongin soal Pendapatan dan pengeluaran , itu intinya berdasar pada Iuran. Dalam Program ini , tentu yang menjadi momok adalah iurannya karena tidak sesuai dengan perhitungan aktuaria , ekonomi dan akademik” Ujar Fachmi Idris.

“Contohnya saja Idealnya iuran yang harus ditangguhkan bagi pemegang polis adalah 36 ribu rupiah. Namun dikarenakan ruang fiskal pemerintah yang tidak begitu lebar , maka disetujuilah dengan 23 ribu rupiah. Disini jelas terlihat kalau lebih besar pasak daripada tiang” Lanjutnya.

Menurut Dirut BPJS , Klaim yang harus dibayarkan perusahaan lebih besar daripada pemasukan melalui iuran peserta. Hal tersebut sangat terasa selisihnya.

Pada intinya Fachmi Idris mencoba menjelaskan bahwa Defisit yang terjadi disaat ini bukan karena ketidakmampuan manajemen. Tetapi lebih dititikkan kepada Pemerintah yang wajib memberikan dana suntikan, Terlebih bagi Presiden Joko Widodo juga sebenarnya sudah mengetahui akan terjadi Defisit pada program ini.

“Pak Presiden Jokowi juga sebenarnya sudah paham akan hal ini, Beliau juga menegaskan bahwa daya saing masyarakat kita masih belum mencapai target. Jadi kesimpulannya Pemerintah tidak ingin membebani masyarakat pada hal kesehatan, Namun hal ini tidak berimbang dikarenakan kami sebagai promotor juga tidak mendapat ruang Perhatian yang cukup serius” Pungkasnya.