Harga Minyak Naik, Harga SUN Berpotensi Tertekan

Harga Minyak Naik, Harga SUN Berpotensi Tertekan

Pada hari Rabu 29/5 ini, Harga Surat Utang Negara ( SUN ) memiliki potensi untuk kembali turun karena meningkatnya Credit Default Swap.

Menurut I Made Adi Saputra selaku analis Fixed Income MNC Sekuritas, nilai SUN memiliki pottensi untuk kembali turun seiiring dengan peningkatan persepsi resiko naiknya angka CDS.

Tidak hanya itu, I Made juga menyebutkan bahwa koreksi pasar saham global akan memberikan dampak yang signifikan untuk pasar domestik, termasuk nilai Surat Utang Negara.

Diatmbah lagi naiknya harga minyak saat ini tentu akan memberikan dampak terhadap nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS.

“Peningkatan harga jual minyak akan memberikan dampak kepada nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. Para pelaku pasar pasti akan terkena imbasnya,” terang I Made.

Kombinasi antara CDS dengan kenaikan harga minyak, I Made lantas memberikan saran kepada para investor untuk terus memantau arah pergerakan SUN kedepannya dan fokus pada perubahan nilai tukar Rupiah.

I Made juga menjelaskan bahwa situasi ini dapat dimanfaatkan investor untuk bermain trading jangka pendek. I Made juga memberikan beberapa rek0mendasi yang menurutnya menarik untuk dimainkan.

“Harga pasar sekunder yang terbatas dapat dimanfaatkan oleh investor. Saya menyarankan untuk bermain trading namun hanya untuk jangka pendek saja. Yang paling menarik saya lihat ada di seri FR0053, FR0063, FR0070, FR0056, FR0059, FR0071, dan juga FR0073.”

Rekomendasi Saham: BIRD Tembus 4000, Apakah Bisa ?

Rekomendasi Saham: BIRD Tembus 4000, Apakah Bisa ?

Emitem selaku penyedia jasa layanan transportasi, PT Blue Bird Tbk hingga saat ini terus melakukan inovasi serta ekspansi secara agresif demi berkompetisi dengan penyedia jasa transportasi lainnya di Indonesia.

Belum lama ini, emitem dengan kode saham BIRD tersebut baru saja meluncurkan unit mobil listrik mereka untuk mengakuisisi bisnis shuttle cititrans. Dengan adanya inovasi tersebut, apakah nilai saham BIRD dapat menembus angka 4000 ?

Analis Sinarmas Sekuritas, Richard Suherman menjelaskan melalui risetnya bahwa perang tarif dalam dunia transportasi sudah tidak lagi sengit. Tentunya hal ini merupakan sesuatu yang positif bagi saham BIRD.

Menurutnya, dengan peluncuran mobil listrik tersebut, pihak BIRD dapat memonetisasi penyelesaian pembangunan jalan tol Trans Jawa.

Saat ini ada 130 kendaraan yang beroperasi untuk rute Jakarta-Bandung. Kedepannya, pihak BIRD juga akan menambah unit di beberapa daerah lainnya di luar Jawa.

Tidak sampai disitu saja, Richard juga menjelaskan bahwa saat ini pihak Blue Bird tengah berdiskusi dengan Gojek untuk memperbaharui kontrak kerja dan memperluas kemitraan mereka diluar skema yang sudah ada saat ini.

Melihat hal ini, Richard merekomendasikan para investor saham untuk bermain di BIRD melihat adanya tren positif yang sedang berkembang.

Richard merekomendasikan untuk buy on weakness dengan target 4.500. Untuk saat ini, saham BIRD masih berada di angka 3.110 dan dengan adanya program terbaru dari BIRD tersebut, bukan tidak mungkin angka tersebut akan meningkat.

Jasnita Telekomindo Secara Resmi Catatkan Saham Di BEI

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi dan layanan jaringan, PT Jasnita Telekomindo Tbk akhirnya secara resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) dengan kode JAST.

Menurut lansiran KSEI pada hari Kamis 16/5/2019, PT Jasnita Telekomindo Tbk mendaftarkan diri di papan pengembangan BEI. Pihak perseroan menetapkan 2023.406.700 unit saham yang dimulai dengan nominal Rp. 100 sedangkan harga untuk penawaran perdana untuk saham tersebut adalah Rp. 246.

Ini berarti total keseluruhan dana yang didapatkan dari hasil penawaran saham tersebut ( Initial Public Offering ) mencapai Rp. 50,03 miliar.

Selain itu pihak perseroan juga sudah mendapatkan izin resmi dari pihak Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) untuk melakukan penawraan saham perdana di tanggal 3 – 9 Mei 2019 kemarin, sedangkan untuk penjatahannya sendiri dilakukan pada tanggal 13 Mei 2019.

Sebelumnya, BEI juga menargetkan 75 perusahaan baru yang akan memulai perjalanannya di pasar modal 2019 ini. Rencana BEI tersebut masuk kedalam program IDX Iniatives Go Public 2019.

I Nyoman Gede Yetna selaku direktur perusahaan BEI mengaku sangat optimis dengan program barunya tersebut. Nyoman juga menjelaskan ada lima langkah yang nantinya akan diambil untuk menyukseskan programnya tersebut.

“Kita ada lima strategi, pertama Go Public Branding, lalu Institutional Relatin, High Level Approach, Stakeholder Engagement, lalu yang terakhir Issuer Incentive. Kami optimis program ini akan berjalan dengan baik,” jelas Nyoman pada hari Rabu, 20 Maret 2019 silam.